Breaking

Sabtu, 24 April 2021

Kengerian Covid-19 di India, Pasangan Pengantin Baru Dikremasi Bersama Ratusan Korban Meninggal

 


KabarSeru - Foto-foto yang diambil dari ketinggian menunjukkan suasana di ibu kota India, New Delhi saat kremasi massal dilakukan di lapangan parkir terhadap korban Covid-19 setelah 306 orang meninggal dunia dalam kurun waktu 24 jam di kota itu.

Warga Kota New Delhi, Nitish Kumar, terpaksa menyimpan jasad ibunya di rumah selama dua hari ketika dia kesulitan mencari krematorium di kota tersebut yang bisa membakar jenazah ibunya.

Nitish Kumar kemudian mengkremasi jenazah ibunya hari Kamis dengan fasilitas darurat yang dibuat di sebuah parkiran tidak jauh dari krematorium resmi di Seemapuri di bagian timur laut Kota Delhi.

“Saya sudah mencari ke mana-mana, tapi semua krematorium penuh. Salah satu di antaranya mengatakan mereka tidak memiliki kayu lagi untuk membakar jenazah,” kata Kumar yang mengenakan masker sambil menutup matanya yang berair karena asap dari api pembakaran.

India mencatat rekor kasus harian tertinggi di dunia dengan jumlah 314.835 kasus pada hari kamis (22/4/2021) dalam gelombang kedua pandemi yang sudah melumpuhkan sistem kesehatan negara itu.

Di Delhi saja, di mana rumah sakit sudah tidak lagi memiliki persediaan tabung oksigen, jumlah kasus dalam sehari mencapai 26 ribu.

Dalam 24 jam terakhir di Delhi saja, 306 orang meninggal dunia dan membuat berbagai tempat terbuka yang ada untuk digunakan sebagai tempat kremasi, tradisi yang banyak dilakukan oleh warga Hindu India.

Jitender Singh Shunty dari lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di layanan medis, Shaheed Bhagat Singh Sewa Dal, mengatakan sampai hari Kamis sore, sudah ada 60 jenazah yang dikremasi di fasilitas buatan di sebuah lapangan parkir, dan masih 15 jenazah lagi yang menunggu untuk dikremasi.

“Tidak seorang pun di Delhi yang akan melihat hal seperti ini lagi,” kata Shunty dengan air mata berlinang.

“Ada anak-anak berusia lima tahun, 15 tahun, 25 tahun yang dikremasi. Ada pasangan pengantin baru yang juga dikremasi. Sedih sekali melihat semua ini.”

Shunty yang mengenakan alat pelindung diri dan turban warna kuning cerah mengatakan tahun lalu di masa puncak gelombang pertama, ia pernah mengkremasi 18 orang dalam sehari, dengan rata-rata 8 sampai 10 jasad per hari.

Tapi pada hari Selasa (20/4/2021) lalu, menurutnya di satu tempat saja ada 78 jenazah yang dikremasi.

Nitish Kumar mengatakan, ketika ibunya yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan pemerintah yang positif Covid-19 sepuluh hari yang lalu, pemerintah tidak bisa mencarikan rumah sakit untuk merawatnya.

“Pemerintah tidak bisa melakukan apapun. Hanya kita sendiri yang bisa menyelamatkan keluarga kita,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar